UJIAN KEIKHLASAN ITU BERNAMA QURBAN MELALUI LAZ

 Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah. Dalam beberapa hari ke depan kita akan merayakan Hari Idul Adha 1444 H. Tentunya semua umat muslim yang memiliki kemampuan akan menyembelih hewan qurban apakah kambing ataupun lembu. Akan tetapi bukan pilihan itu yang akan kami sampaikan dalam tulisan ini melainkan tentang keikhlasan dalam berqurban.

Mungkin ketika kita berqurban di lingkungan tempat tinggal kita, akan selalu ada kebahagiaan dan kebanggaan saat hewan qurban kita hendak disembelih. Nama kita terpampang di papan yang sangat terlihat jelas, nama kita dibacakan dengan loudspeaker hingga terdengar oleh masyarakat, dan hewan qurban kita disaksikan oleh tetangga-tetangga kita. Kita pun bisa melihat para warga menikmati daging hasil qurban kita dalam berbagai macam olahan yang mengundang selera. Sesekali mungkin kita akan mendengar komentar dari warga yang menyebut nama kita sebagai salah seorang shahibul qurban. Semua itu pastinya akan membuat kita bangga dan bahagia karena bisa berbagi di hari raya ini. Semoga itu semua menjadi bonus tambahan selain pahala berqurban dari Allah SwT yang kita dapatkan. Amin…

Namun, akan sangat berbeda sekali ketika kita berqurban melalui Lembaga Amil. Kita tak akan melihat papan terpampang yang memuat nama kita, tak terdengar petugas yang menyebutkan nama kita sebagai shahibul qurban, bahkan kita bisa melihat siapa saja yang akan menerima daging hasil qurban kita. Tak terdengar terima kasih dari mereka yang disampaikan kepada kita. Tidak ada apresiasi dari mereka sebagaimana jika kita berqurban di lingkungan kita sendiri. Sepi. Dan lagi, jika berqurban melalui lembaga kemunginan kita harus mengikhlaskan sepertiga dari hewan qurban kita yang sudah menjadi hak kita.

Akan tetapi yang perlu kita sadari adalah, bukankah kita berqurban atas perintah Allah SwT? Dan kita hanya mengharap ridho dari Nya saja? Jika begitu masihkah kita butuh pujian atas amalan qurban kita dari tetangga kita? Disinilah letak ujian keikhlasan itu berada. Kita harus berqurban tanpa kemeriahan yang selama ini kita rasakan. Kita harus mampu beramal dalam diam.

Az Zubair bin Al ‘Awwam mengatakan, “Barangsiapa yang mampu menyembunyikan amalan sholihnya, maka lakukanlah.”

Sedangkan  Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sudah sepatutnya bagi seorang alim memiliki amalan rahasia yang tersembunyi, hanya Allah dan dirinya saja yang mengetahuinya. Karena segala sesuatu yang ditampakkan di hadapan manusia akan sedikit sekali manfaatnya di akhirat kelak.”

Disisi lain, yang sering kita lihat dalam setiap Idul Adha adalah melimpah ruahnya daging qurban di tempat kita, sementara di lain daerah banyak terjadi satu atau dua hewan qurban disembelih untuk satu desa. Sangat kurang sekali. Atas dasar itulah kami sebagai Lembaga Amil  merasa terpanggil untuk turut membantu menyebarluaskan manfaat qurban ke daerah yang masih membutuhkan sekaligus sebagai sarana syiar Islam.

Oleh karena itu, mari bersama kami kuatkan niat, tingkatkan keikhlasan untuk “berqurban tanpa terlihat” agar semakin banyak lagi masyarakat yang dapat merayakan dan menikmati indahnya Idul Adha di tahun ini.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh